Monday, June 30, 2008

KISAH KA'AB MEMBUNUH JIN IFRIT DENGAN AYAT KURSI

Imam Ghazali menerangkan dalam kitabnya, khawasul Quran; Bahawa lbnu Qutaibah meriwayatkan suatu peristiwa yang terjadi di negeri Basrah.

Seorang pedagang bernama Ka'ab telah pergi ke negeri Basrah dengan membawa barang dagangannya, untuk dijual di Basrah. Setelah Ka'ab sampal di sana. Ia mencari tempat penginapan, tetapi semuanya telah dipenuhi oleh pedagang-pedagang yang telah datang lebih awal.

kemudian ka'ab melihat ada sebuah rumah kosong, dindingnya terdapat banyak sarang labah-labah. Kelihatannya rumah itu telah lama tidak didiami orang, ka'ab bertemu dengan tuan rumah tersebut, Ia ingin menyewa tempat itu selama lebih kurang satu minggu.

Kata tuan punya rumah tersebut; 'Rumah ini aneh sekali, selalu menjadi buah bicara masyarakat ramai. Menurut kata orang, rumah ini didiami oleh jin ifrit, banyak orang yang menempati masa kerananya".

ka'ab berkata; "Meskipun demikian kerana tempat lain tidak ada, saya sedia tinggal di sini asal saja tuan mengizinkan". "Baiklah", kata empunya rumah, saya tidak keberatan dan saya tidak memungut sewa apa-apa", kata tuan rumah.

Ka'ab tinggal di rumah itu mulai petang hari dan tidak merasa takut tetapi setelah setengah malam Ka'ab nampak bayang hitam dengan dua buah mata menyala-nyala seperti api, mendekati Ka'ab.

Maka Ka'ab bangun membaca; AIIaahuIa iIaa ha llIaa huwal hayyul qayyuuum"tetapi bayang-bayang itu selalu mengikuti apa-apa yang dibaca oleh ka'ab, sehingga hampir pada akhir ayat. Tetapi setelah Ka'ab membaca akhir ayat berbunyi; "Walaaya udhuhffzuhumaa wa huaIallyyuIazi~m', tidakterdengar lagi suara yang mengikutinya, Ka'ab hairan dan ulanginya lagi; aWalaa ya uudhu hifzuhuma wa huwal aliyyul azhm", tetapi tidak terdengar lagi suara yang mengikutinya, maka dibacanyalah berulang kali dan bayangan hitam itu pun hilanglah dan pandangan Ka'ab.

Dan Ka'ab terbau sesuatu bau seperti ada sesuatu yang terbakar. Kemudian Ka~ab tidur di tempat itu dengan tidak mendapat apa-apa gangguan. Di pagi han Ka'ab melihat pada salah satu sudut rumah itu terapat bekas-bekas seperti ada sesuatu yang telah terbakar dan nampak ada abunya.

Di saat itu ka'ab mendengar suatu suara berkata; "Hal Ka'ab, engkau telah membakar jin Ifrit yang ganas", Ka’ab hairan dan berkata; "Dengan apa aku membakarnya?" jawab suara itu; "Dengan Firman Tuhan "Walaa ya uuduhu hifzuhumaa wahu wal aliyyul azllm".

CAHAYA MUKA NABI S.A.W

Telah diriwayatkan daripada Siti Aishah bahawa ia telah berkata : "Sedang aku menjahit baju pada waktu sahur (sebelum subuh) maka jatuhlah jarum daripada tanganku, tiba-tiba kebetulan lampu pun padam, lalu masuklah Rasulullah s.a.w. Ketika itu juga aku dapat mengutip jarum itu kerana cahaya wajahnya,
lalu aku berkata," Hai Rasulullah alangkah bercahayanya wajahmu!"
Seterusnya aku bertanya: " Siapakah yang tidak akan melihatmu pada hari kiamat?"
Jawab Rasulullah : "Orang yang bakhil."
Aku bertanya lagi : "Siapakah orang yang bakhil itu?"
Jawab baginda : "Orang yang ketika disebut namaku di depannya, dia tidak mengucap selawat ke atasku."

BILA AL-QURAN MULA BERBICARA

Waktu engkau masih kanak-kanak
kau laksana kawan sejatiku
Dengan wuduk, Aku kau sentuh dalam keadaan suci,
Aku kau pegang, Aku,kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih atau pun keras setiap hari
Setelah selesai engkau menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa,Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku
Apakah Aku bahan bacaan usang yang tinggal sejarah ...?
Menurutmu , mungkin aku bahan bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau , menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji.

Sekarang , Aku tersimpan rapi sekali ;sehingga engkau lupa di mana Aku tersimpan
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai pengisi setormu.
Kadang kala Aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa Atau Aku kau buat penangkal untuk menakuti iblis dan syaitan.

Kini Aku lebih banyak tersingkir , dibiarkan dalam kesendirian ,
kesepian Di dalam almari , di dalam laci , aku engkau pendamkan.

Dulu ... pagi-pagi ... surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman.
Di waktupetang , Aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....
Sekarang ... seawal pagi sambil minum kopi... engkau baca surat khabardahulu
Waktu lapang engkau membaca buku karangan manusia
Sedangkan Aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Azzawajalla,Engkau engkau abaikan dan engkau lupakan ...

Waktu berangkat kerja pun kadang engkau lupa baca pembuka surah2ku ( Bismillah ).
Di dalam perjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat di dalam keretamu
Sepanjang perjalanan,radiomu selalu tertuju ke stasyen radio kesukaanmu Mengasyikkan.

Di meja kerjamu tidak ada Aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja.
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku.
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatku pun kau abaikanEngkau terlalu sibuk dengan urusan dunia mu.
Benarlah dugaanku bahawa engkau kini sudah benar-benar hampir melupaiku

Bila malam tiba engkau tahan bersekang mata berjam -jam di depan TV.Menonton siaran telivisyen
Di depan komputer berjam -jam engkau betah duduk Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah
Waktupun cepat berlalu .........Aku semakin kusam dalam laci-laci mu Mengumpul debu atau mungkin dimakan hama.
Seingatku , hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali Itupun hanya beberapa lembar dariku.
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu Engkaupun kini terangkak-rangkak ketika membacaku
Atau waktu kematian saudara atau taulan mu

Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya Apakah TV, radio , hiburan atau komputer dapat menolong kamu?
Yang pasti ayat-ayat Allah s.w.t yang ada padaku menolong mu Itu janji Tuhanmu , Allah s.w.t

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu
Setiap saat berlalu ...Dan akhirnya .....kubur yang setia menunggu mu
Engkau pasti kembali , kembali kepada Tuhanmu
Jika Aku engkau baca selalu dan engkau hayati
Di kuburmu nanti ....Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan.
Yang akan membantu engkau membela diri Dalam perjalanan ke alam akhirat.
Dan Akulah "Al- Qur'an" ,kitab sucimu Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu

Peganglah Aku kembali .. .. bacalah aku kembali aku setiap hari kerana ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat-ayat suci .
Yang berasal dari Allah AzzawajallaTuhan Yang Maha Pengasih dan Maha PemurahYang disampaikan oleh Jibril melalui Rasulmu
Keluarkanlah segera Aku dari almari , lacimu .......Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu .Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu.
Sentuhilah Aku kembali ...Baca dan pelajari lagi Aku ....
Setiap datangnya pagi , petang dan malam hari walau secebis ayat Seperti dulu ....
Waktu engkau masih kecil di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan engkau biarkan aku sendiri ....Dalam bisu dan sepi ...

Maha Suci Allah, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana .Semoga bermanafaat .

TANDA-TANDA KIAMAT KECIL

Wahai kawan2 ku tersayang... Bersyukurlah hari ini kita ditakdirkan lebih kaya dari semalam .....amin amin amin. Sebelum tido cuba fikir2kan berapa banyak tanda2 dibawah telah menghampiri kita.... Na'uzubbillah.

ANTARA TANDA-TANDA KIAMAT KECIL BERDASARKAN HADIS:
1) Penaklukan Baitulmuqaddis. Dari Auf b. Malik r.a. katanya,Rasulullah s.a.w telah bersabda: "Aku menghitung 6 perkara menjelang hari kiamat." Baginda menyebutkan salah satu di antaranya, iaitu penaklukan Baitulmuqaddis." - Sahih Bukhari

2) Zina bermaharajalela."Dan tinggallah manusia2 yang buruk, yang seenaknya melakukan persetubuhan seperti himar (keldai). Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang." Sahih Muslim

3) Bermaharajalela alat muzik. "Pada akhir zaman akan terjadi tanah runtuh, rusuhan & perubahan muka." Ada yang bertanya kepada Rasulullah; "Wahai Rasulullah bila hal ini terjadi?" Baginda menjawab; "Apabila telah bermaharajalela bunyian (muzik) & penyanyi2 wanita" -Ibnu Majah

4) Menghias masjid & membanggakannya. "Di antara tanda2 telah dekatnya kiamat ialah manusia bermegahan dalam mendirikan masjid" - Riwayat Nasai.

5) Munculnya kekejian, memutuskan kerabat & hubungan dengan tetangga tidak baik. "Tidak akan datang kiamat sehingga banyak perbuatan dan perkataan keji, memutuskan hubungan silaturahim & sikap yang buruk dalam tetangga." - Riwayat Ahmad dan Hakim.

6) Ramai orang soleh meninggal dunia. "Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah mengambil orang2 yang baik & ahli agama di muka bumi,maka tiada yang tinggal padanya kecuali orang2 yang hina & buruk yang tidak mengetahui yang makruf dan tidak mengingkari kemungkaran" Riwayat Ahmad.

7) Orang yang hina mendapat kedudukan terhormat. "Di antara tanda semakin dekatnya kiamat ialah dunia akan dikuasai oleh Luka' bin Luka'(orang yang bodoh & hina). Maka orang yang paling baik ketika itu ialah orang yang beriman yang diapit oleh 2 orang mulia" - Riwayat Thabrani.

8) Mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya sahaja. "Sesungguhnya di antara tanda2 telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mahu mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja." Riwayat Ahmad.

9) Banyak wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya telanjang.Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. "Di antara tanda2 telah hari kiamat ialah akan muncul pakaian2 wanita & apabila mereka memakainya keadaannya seperti telanjang".

10) Bulan sabit kelihatan besar. "Di antara tanda2 telah dekatnya hari kiamat ialah menggelembung (membesarnya) bulan sabit." - Riwayat Thabrani.

11) Banyak dusta & tidak tepat dalam menyampaikan berita. "Pada akhir zaman akan muncul pembohong2 besar yang datang kepadamu dengan membawa berita2 yang belum pernah kamu dengar & belum pernah didengar oleh bapa2 kamu sebelumnya, kerana itu jauhkanlah dirimu dari mereka agar mereka tidak menyesatkanmu & memfitnahmu" - Sahih Muslim.

12) Banyak saksi palsu & menyimpan kesaksian yang benar. "Sesungguhnya sebelum datang nya hari kiamat akan banyak kesaksian palsu & disembunyikan kesaksian yang benar." - Riwayat Ahmad.

13) Negara Arab menjadi padang rumput & sungai. "Tidak akan datang hari kiamat sehingga negeri Arab kembali menjadi padang rumput & sungai2" Sahih Muslim.

Dari Abdullah bin 'Amr r.a,Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sampaikanlah pesanku biarpun 1 ayat..."

Wednesday, June 25, 2008

BUBBLE BEES

ye! ye! mari tangkap lebah..


Tuesday, June 24, 2008

THE AMAZING DARE DOZEN

Sambut telur ini jangan sampai jatuh.Nak main ke? klik la kat bawah ni.


BOTTOM OF THE SEA

Mari lompat batu !!! klik pada gambar kat bawah.

JOM MAIN GAME

Nak tengok game apa klik ajelah kat bawah ni ok!!!


APPLE PICKIN TIME

Kalau cekap sambut semua 100 biji buah epal tu jangan sampai ada yang jatuh ok.Nak main sila klik pada gambar epal di bawah !!!

WHO WANTS TO BE A MILLIONAIRE‏

Mari uji pengetahuan anda.untuk bermain sila klik pada gambar controller di bawah.ok !!!

ANIMATOR VS ANIMATION

Walaupun kartunnya simple tapi best.Nak tengok sila klik dalam gambar di bawah ok !!!

DETIK-DETIK TERAKHIR RASULULLAH SAW MENGHADAPI SAKRATULMAUT

Untuk Renungan Bersama .

Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Ku wariskan dua perkara pada kalian, Al-Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.” Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.

Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu.

Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?” “Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi.

“Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Ku haramkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

“Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyatnya maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.

“Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya ”Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku”, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.”Ummatii, ummatii, ummatiii?” -”Umatku, umatku, umatku”

Dan berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

ASAL KEJADIAN NABI ADAM A.S

Pada suatu ketika Allah s.w.t. menitahkan Malaikat Jibril supaya turun ke bumi untuk mengambil sebahagian tanahnya untuk dijadikan bahan mencipta Adam. Namun ketika tiba di bumi, bumi enggan tanahnya diambil untuk dijadikan Adam, hingga bumi bersumpah, demi Allah ia tidak akan rela sebahagian tanahnya dijadikan Adam. Kerana ia bimbang kelak Adam akan berbuat maksiat kepada Allah.

Lalu Jibril kembali ke hadrat Tuhan, ia tidak dapat berbuat apa-apa apabila mendengar sumpahnya bumi. Kemudian Allah menitahkan malaikat Mikail turun pula ke bumi dengan maksud yang sama, namun setelah mendengar perkataan bumi seperti apa yang dikatakan kepada Jibril, Mikail pun tidak dapat berbuat apa-apa, kembali ke hadrat Allah dengan tangan hampa.

Akhir sekali Allah menyuruh Malaikat Izra’il turun ke bumi untuk mengambil tanah. Kata Allah: “Hai Izra’il engkau kini Aku tugaskan mengambil tanah. Meskipun bumi bersumpah-sumpah dengan ucapan bagaimanapun, jangan engkau undur. Katakan bahawa kerjakan atas perintah dan atas nama-Ku.”
Setelah Izra’il tiba di atas bumi, dia berkata: “Hai bumi, ketahuilah kedatanganku ke mari atas perintah Allah dan atas nama Allah. Jika engkau membantah atas pekerjaanku ini, bererti engkau membantah perintah Allah dan tentunya engkau tidak ingin menjadi makhluk yang durhaka kepada Allah, bukan?”.

Mendengar perkataan Izra’il, maka bumi tidak dapat berkata apa-apa kecuali membiarkan Izra’il mengambil tanahnya dengan tidak banyak reaksi. Setelah Izra’il mengambil beberapa jenis tanah, kembalilah dia ke hadrat Illahi.

Kata Allah: “Ya Izra’il, pertama engkau yang Aku tugaskan untuk mengambil tanah, dan kemudian di belakang hari kelak engkau pula yang Aku tugaskan untuk mencabut roh manusia.”

“Jika demikian hamba bimbang yang hamba ini akan jadi dibenci anak Adam kerana pekerjaan hamba ini,” kata Izra’il.

“Tidak,” jawab Allah: “Tidak mereka akan memusuhi engkau. Aku yang mengaturnya. Lalu Aku jadikan sebab-sebab untuk mendatangkan kematian mereka. Sebab terbunuh, sebab terbakar, sebab sakit dan sebagainya.”

Mengikut keterangan para Ulama bahwa tanah-tanah itu adalah seperti berikut:
01. Tanah tempat bakal berdirinya Baitul Muqaddis
02. Tanah Bukit Tursina
03. Tanah Iraq
04. Tanah Aden
05. Telaga Al-Kautsar
06. Tanah tempat bakal berdirinya Baitullah
07. Tanah Paris
08. Tanah Khurisan
09. Tanah Babylon
10. Tanah India
11. Tanah Syurga Firdaus
12. Tanah Tha’if

Kata Ibnu Abbas:
Kepala Adam dari tanah Baitul Muqaddis, kerana di situlah berada otak manusia dan di situlah tempat akal.

Telinganya dari tanah Bukit Tursina, kerana ia alat pendengar tempat penerima nasihat.

Dahinya dari Iraq, kerana di situ tempat sujud kepada Allah.

Mukanya dari tanah Aden, kerana di situ tempat berhias dan tempat kecantikan.

Mata dari tanah telaga Al-Kautsar, tempat untuk menarik perhatian.

Giginya dari tanah telaga Al-Kautsar, tempat untuk memanis-manis.

Tangan kanannya dari tanah ka’abah, untuk mencari nafkah dan kerja-kerja sesama manusia.

Tangan kirinya dari tanah Paris, tempat beristinjak.

Perutnya dari tanah Khurasan, tempat lapar dan haus.

Kemaluannya dari tanah Babylon. Di situ tempat sex (berahi) dan tipu daya syaitan untuk menjerumuskan manusia ke lembah dosa.

Tulang dari tanah Bukit Tursina, alat peneguh tubuh badan.

Dua kakinya dari tanah India tempat berdiri dan berjalan.

Hatinya dari tanah syurga Firdaus, kerana di situ tempat iman, keyakinan, ilmu, kemahuan dan sebagainya.

Lidahnya, dari tanah Tha’if tempat mengucap kalimat syahadat, bersyukur dan berdoa kepada Tuhan.

ASAL KEJADIAN NERAKA

Luasnya Neraka.

Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata, Jibrail datang kepada Nabi s.a.w pada waktu yang ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, maka ditanya oleh Nabi s.a.w:
"Mengapa aku melihat kau berubah muka?"

Jawab Jibrail:
"Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yg mengetahui bahawa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya"

Lalu nabi s.a.w. bersabda:
"Ya Jibrail, jelaskan padaku sifat Jahannam"
Jawabnya:

"Ya. Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum nescaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya.

Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi nescaya akan mati penduduk bumi kerana panas dan basinya.
Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yg disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit, nescaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke tujuh.

Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di hujung barat tersiksa, nescaya akan terbakar orang-orang yang di hujung timur kerana sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi dan minumannya air panas campur nanah dan pakaiannya potongan-potongan api

Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bahagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan"

Nabi s.a.w. bertanya:
"Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?"

Jawab Jibrail:
"Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali ganda."
(nota kefahaman: iaitu yg lebih bawah lebih panas)

Tanya Rasulullah s.a.w:
"Siapakah penduduk masing-masing pintu?"

Jawab Jibrail:
"Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yg kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat nabi Isa a.s. serta keluarga Fir'aun sedang namanya Al-Hawiyah

Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim

Pintu ketiga tempat orang shobi'in bernama Saqar

Pintu keempat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha

Pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah

Pintu keenam tempat orang nasara bernama Sa'eir"

Kemudian Jibrail diam segan pada Rasulullah s.a.w. sehingga ditanya:
"Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?"

Jawab Jibrail:
"Di dalamnya orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum sempat bertaubat"
Maka nabi s.a.w. jatuh pengsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibrail meletakkan kepala nabi s.a.w. di pangkuannya sehingga sedar kembali dan sesudah sedar nabi s.a.w bersabda:

"Ya Jibrail, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan masuk ke dalam neraka?"

Jawabnya:
"Ya, iaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu"

Kemudian nabi s.a.w. menangis, Jibrail juga menangis, kemudian nabi s.a.w. masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah.

Tahukah kamu bahawa Neraka Jahanam itu:
1. Mempunyai 7 tingkat

2. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah

3. Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung

4. Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah

5. Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik

6. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak

7. Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum

8. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular

9. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandungi lautan racun yang hitam pekat.

10. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai

11. Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat

CREATIVE WORK ON BREAKFAST

































Monday, June 23, 2008

CERITA SEDIH BILA LIF ROSAK

Ada tiga orang sahabat si A, si B dan si C, yang tinggal serumah di sebuah apartment setinggi 60 tingkat. Pada suatu petang setelah tamat bertugas mereka ini pun pulang ke rumah. Dilihatnya ramai orang sedang berkerumun di depan lif. Rupanya elektrik padam dan lif tidak berfungsi....

si A : Macamana ni...rumah kita lak atas sekali?
si B : Aduhhhh...bikin bingung kepala, nak panjat tangga larat ke..?
si C : Aku rasa baik kita panjat tangga aje...kita pun tak tahu bila agaknya elektrik ada balik.

si A: Aku ada satu idea, kita panjat tangga sambil bercerita, tapi kita kena bercerita yang sedih aje, sebab kalau kita buat cerita lawak...kita akan terasa sesak nafas sebab kita ketawa...biar kita serius dengar cerita.

Mereka pun bersetuju, so mereka mulalah melangkah kaki memanjat tangga untuk ke tingkat 60. si A mula bercerita....

si A : Aku masa kecil punyalah sedih dalam sejarah hidupku...aku membesar tanpa bapa, bapaku meninggal semasa aku dalam kandungan, dari kecil aku....bla bla bla bla bla..... Punya la sedih mereka mendengar cerita si A hingga meleleh leleh...sedar tak sedar mereka dah sampai kat tingkat 20. Mereka berhenti sekejap bukannya kerana penat tapi berhenti untuk lap air mata...kemudian mereka kembali memanjat sambil si B pula bercerita....

si B : Sejarah hidup aku lagi sedih, semasa umur aku 5 tahun kedua ibu bapaku meninggal dalam kemalangan jalanraya...aku dibesarkan oleh abang sulung ku saja yang pada tu berumur 15 tahun. Abang sulung ku tak bersekolah dan dia bekerja untuk menyara aku adik beradik seramai 4 orang...bla bla bla bla...... Sekali lagi mereka bertiga meleleh sedih....punyalah lama cerita si B dengan tak sedar mereka dah sampai ke tingkat 55. Hanya 5 tingkat aje lagi... sambil melangkah memanjat tangga yang ketingkat 56, si C mula menyampuk...

si C : Alaaaaaa...korang punya cerita tak sedih lagi...cerita aku lagi sedihhhh punya.
si A : kau ada sejarah hidup sedih juga ke...?
si C : emmmm...mungkin hari ini dalam sejarah...
si B : cerita aje le...kita dah tinggal 4 tingkat je lagi.
si C : aku sedih kerana...KUNCI RUMAH KITA, AKU TERTINGGAL DALAM KERETA.... UWAAAAAA

WORLD RECORD

World’s Tallest Skyscraper:
The Taipei 101 Building in Taipei, Taiwan, is a 101-story landmark that rises 1,670 feet in the air and features five underground floors.
However, this building is soon to be surpassed by the Burj Dubai building, currently under construction in Dubai, United Arab Emirates. Though the tower’s height is being kept a secret to avoid competition, it is estimated that when its construction is completed in late 2008, the Burj Dubai will stand 2,684 feet tall and have 162 floors.



World’s Largest Pool:
The San Alfonso del Mar Resort, in Algarrobo on Chile’s southern coast, is home to the world’s largest pool, which opened in 2006. While an Olympic-sized pool measures about 50 yards by 25 yards, this 20-acre, man-made pool is 1,000 yards long and 115 feet deep at its deepest point. It holds 66 million gallons of salt water at an average of 80 degrees Fahrenheit.





World’s Largest Private Home:
At 175,000 square feet and more than 250 rooms, the Biltmore House (now a museum), is the largest privately owned home in the world. Built in Asheville, N.C., in the late 1880s by George Washington Vanderbilt II, of the elite Vanderbilt family, the estate remains family-owned. It first opened to the public in 1930, when it sprawled over 125,000 acres; today, it spans 8,000 acres and is classified as a National Historic Landmark.





World’s Largest Rain Forest:
The Amazon rain forest is the largest in the world, producing more than 20 percent of the world’s oxygen and housing more than one-third of all living species in the world, according to the World Wildlife Fund. The rain forest is spread out over more than 1.5 million square miles, with its basin covering about 40 percent of South America over eight countries. It is the source of one-fifth of the Earth’s river water.





World’s Tallest Roller Coaster:
Located at Six Flags Great Adventure in Jackson, N.J., Kingda Ka, the world’s tallest roller coaster, is also the world’s fastest. The roller coaster is 456 feet tall ?45 stories ?and zooms from 0 to 128 mph in 3.5 seconds (producing 5 g’s of maximum force). The ride, which opened in 2005, lasts less than 51 seconds.



World’s Tallest Geyser:
Located in the Norris Geyser Basin of Yellowstone National Park, more than 7,550 feet above sea level, the Steamboat Geyser has eruptions lasting from three to 40 minutes long that throw water more than 300 feet in the air. With an unpredictable frequency that can vary from a few days to years, catching sight of a major eruption is a matter of chance. However, the geyser frequently produces minor eruptions that can reach 6 to 40 feet high.




World’s Longest River:
The Nile River flows through nine countries in Africa and measures 4,132 miles in length. (Though the Nile is generally accepted as the world’s longest river, there is continued debate about the length of the world’s second-longest river, the Amazon.) The Nile originates just south of the equator, flows through northeastern Africa and eventually drains into the Mediterranean Sea.





World’s Airport Serving the Most International Travelers:
Serving more than 67 million passengers each year, London Heathrow Airport offers flights to more than 180 destinations in over 90 countries. The majority of travelers are headed outside the U.K., giving Heathrow the distinction of being the airport with the largest number of international travelers in the world. (Atlanta's Hartsfield-Jackson International Airport serves the most passengers annually, with nearly 85 million in 2006.)





World’s Largest Theme Park/Resort:
Containing four theme parks, two water parks and 22 Disney owned-and-operated resorts, the Walt Disney World Resort is the largest and most-visited theme park/resort in the world. Located just southwest of Orlando, Fla., the park is set on 25,000 acres of property, which The Walt Disney Co. acquired in the early 1960s after Walt Disney decided he wanted an East Coast version of California’s Disneyland. The park opened in 1971.





World’s Largest Museum Complex
Housing more than 142 million items in its various collections, the Smithsonian Institution is the world’s largest museum complex. Though the majority of its 19 museums and nine research centers (as well as the National Zoo) are located in Washington, D.C., the Smithsonian also has sites in New York, Virginia and Panama and receives more than 24 million visitors annually





World’s Largest Coral Reef:
Rising off the coast of northeastern Australia, the Great Barrier Reef is the world’s biggest marine sanctuary and the largest structure on the planet built by living organisms. Named by CNN as one of the seven natural wonders of the world, the reef is made up of at least 2,800 individual coral reefs. It is more than 1,250 miles in diameter, covers more than 135,000 square miles and can be seen from outer space.




World’s Tallest Waterfall:
Angel Falls, the world’s highest free-falling waterfall, can be seen in Venezuela’s Canaima National Park in the Gran Sabana region of Bolivar State. With a clear drop of more than 2,400 feet to the river below and an overall height of more than 3,000 feet, the waterfall is more than 15 times higher than Niagara Falls.

ISTERI DERHAKA

Akhirnya setelah dua tahun menghilang diri, Normah kembali ke rumahnya. Seperti dahulu, dia masih cantik bergaya. Lenggoknya masih gemalai, pinggang masih ramping, gincu masih merah dan mekap masih tebal. Jika berselisih, aroma pewanginya masih kuat menusuk hidung.

Namun bezanya, Normah kelihatan tidak begitu ceria. Zahirnya dia begitu anggun tapi wajahnya terlukis warna yang muram dan lesu. Tutur katanya perlahan dan tidak bermaya seperti orang keresahan."Kenapa awak balik? Pergilah ikut jantan. Awak tak ada pun saya boleh jaga anak-anak kita ni!!" jerkah suaminya, Halim sebaik melihat Normah pulang dengan menjinjing sebuah beg besar.

Normah tidak menjawab kerana dia tahu, itu memang salahnya. Dia cuma berdiri di pintu dan menundukkan muka. Halim sebaliknya terus membelasah isterinya itu dengan kata-kata keras. Sudah lama geram itu menggelodak di hati, lalu inilah masa untuk melepaskannya.

Normah masih terpaku di muka pi ntu. Dikesat air mata yang bergenang. Tiada sepatah perkataan pun di balasnya kata-kata Halim itu kerana hajatnya pulang bukanlah untuk bertengkar. Hasratnya Cuma satu, untuk pulang ke pangkuan suami dan anak-anak.

Jika diikutkan hati memang hendak dihalaunya Normah, tapi disebabkan anak-anak, Halim menahan juga kemarahannya. Dibiarkan Normah masuk ke rumah yang telah lebih dua tahun ditinggalkannya itu. Bagi Halim, kepulangan Normah tidak membawa apa-apa erti lagi dalam hidupnya. Malah ia cuma memulakan semula kekalutan yang sudah dirungkaikannya, mengeruhkan hidup yang mula jernih dan memarakkan semula api yang telah dipadamkan.

Dua tahun dahulu, Normah meninggalkan Halim dan dua anaknya, Iffa, 5, dan Aina, 2.Yang ditinggalkan hanyalah sekeping nota menyatakan yang dia ingin hidup bersama kekasihnya. "Saya rasa kita dah tak ada persefahaman lagi. Saya mahu hidup bahagia dengannya" demikian antara lain nota yang ditinggalkannya untuk Halim. Kesalnya dia dengan tindakan Normah tidak terkata.

Halim akui sejak akhir-akhir ini Normah sudah berubah. Kalau dulu layanannya begitu baik, sekarang mula dingin. Pantang silap sedikit, mulalah naik angin. Kata-katanya pula, selalu saja diiringi sindiran. Sudahlah begitu, sering pula Normah meminta barang-barang mewah di luar kemampuan Halim. Itulah yang menghairankan Halim.

Lama-kelamaan, Halim terhidu pula berita Normah menjalin hubungan sulit dengan lelaki berada. Dia ada bertanya tentang hal itu, namun Normah pantas menafikannya. Walaupun Halim menekannya dengan cerita dan bukti-bukti, tapi Normah tetap tidak menidakkannya. Malah dituduh pula suaminya cemburu buta. Nah, sekarang terbukti sudah kebimbangannya itu. Tapi apa yang boleh dilakukan, nasi sudah menjadi bubur.

Sejak Normah meninggalkannya, hidup Halim tidak terurus. Terpaksalah dia membesarkan anaknya itu sendirian. Dialah ibu dialah bapa. Dengan gajinya sebagai penyelia kilang yang tidak seberapa dan menyewa pula di sebuah rumah di pinggir Kuala Lumpur, tentulah sukar untuk dia menguruskan hidup. Kalau kanak-kanak lain selalu bertukar pakaian, anak-anaknya dengan baju dua tiga pasang itulah. Makan yang mewah jauh sekali, kecuali apabila dia mendapat gaji.

Rutin hidupnya, awal pagi menghantar anak-anaknya ke rumah ibunya dan malam menjemput mereka pulang. Dialah yang memasak dan mengemas rumah. Kadangkala adik perempuannya turut membantu menguruskan keluarganya. Memang hidupnya sukar, tapi Halim belum tergerak untuk berkahwin lagi. Baginya, biar susah macam mana pun, semua halangan itu akan dirempuhinya. Tambahan pula Normah masih tidak diceraikan.. Halim juga mahu membuktikan kepada Normah bahawa tanpa wanita itu, dia boleh menguruskan keluarga. Dan juga, kalau kemewahan yang menyebabkan Normah meninggalkannya, Halim ingin buktikan bahawa tanpa wang yang banyak sekalipun dia boleh hidup bahagia.

Ternyata tanpa Normah, Halim mampu membesarkan anak-anaknya seperti ibu bapa lain. Iffa dan Aina juga kian lama kian melupakan ibu mereka. Malah melihat gambar pun mereka benci. Bukan Halim yang menghasut tapi kerana Normah sendiri yang bengis terhadap anak-anak. Kerana itulah, kepulangan Normah membangkitkan semula kemarahan Halim.

Tambahan pula Halim mendapati ada sesuatu yang tidak kena dengan perut Normah. Ia membuncit seperti sedang hamil. Bagaimanapun dia tidak mahu bertanya kepada wanita itu. "Tempat awak di sana!" kata Halim menunjukkan Normah ke arah sebuah bilik kecil. Di dalamnya ada sebuah tilam bujang yang kusam. Bertompok sana, bertompok sini. "Nak alas, cari sendiri," kata Halim, lalu menyindir "itupun kalau awak ingat kat mana nak cari..."

Normah ditinggalkan sendirian. Malam itu, Normah tidur seorang diri dalam bilik sempit dan penuh barang-barang. Sementara Halim tidur bersama dua anaknya di bilik lain. Bila anak-anak nya pulang, Normah cuba membelai mereka tapi Iffa dan Aina segera menjauhkan diri. Dipujuk dengan bermacam-macam cara pun tidak berkesan. Terpaksalah Normah membawa diri ke dalam bilik dan menangis teresak-esak. Begitulah keadaan mereka setiap hari. Normah menjadi orang asing di dalam rumahnya sendiri sementara Halim meneruskan hidup seperti biasa. Mereka tidur berasingan dan setiap pagi, anak-anak dihantar ke rumah ibunya tidak jauh dari situ.

Ternyata telahan Halim tepat. Dari sehari ke sehari dilihatnya perut Normah semakin membusung. Lain macam bulatnya. Setelah didesak dan dijerkah berkali-kali, Normah terpaksa mengaku dirinya berbadan dua. "Aku dah agak. Patutlah awak balik... nak suruh aku jadi bapak pada budak tu, kan? Nak jadikan aku pak sanggup?" Halim melepaskan paku buah keras. "Bukan macam tu bang, saya... " tapi belum pun sempat Normah menghabiskan cakap, Halim memintas "Saya apa?! Saya tak buat benda tak senonoh tu? Budak tu anak aku? Tolong sikit... Bila masa aku sentuh badan kamu tu? Hah?"

Bagi menutup malu, Normah memakan makanan yang tajam, pedas dan berasid untuk menggugurkan kandungannya, tetapi gagal. Perutnya terus-menerus membesar. Gagal cara itu, dia pergi ke klinik swasta pula. Bagaimanapun doctor tidak mengizinkan kerana risikonya terlalu tinggi. Kata doktor, kandungannya sudah besar dan jika digugurkan, ia boleh mengundang maut.

Semakin hari jiwa Normah semakin tertekan. Perut kian memboyot sedangkan anak dan suami pula tidak menghiraukan kehadirannya. Dia menjadi melukut di tepi gantang dalam rumah sendiri. Suami menjauhkan diri bila hendak mengadu dan anak pula tidak menganggapnya ibu untuk mereka bermanja. Tidak ada jalan lain, Normah meminta Halim menghantarkan dia ke rumah ibunya. Tentu saja Halim tidak membangkang. Memang itu yang dia mahukan.

Namun sambutan ibu bapanya juga mengecewakan. "Dua tahun kamu tinggalkan suami dan anak, tiba-tiba baru dua bulan balik perut kamu dah besar macam ni. Huh... memang patut pun Halim buat macam ni. Kamu derhaka pada dia!" kata bapa Normah, Haji Shafie bila mendapati anaknya itu hamil.

Dari sehari ke sehari tekanan perasaannya tambah menebal. Ia kian merundung bila tumbuh pula cacar di badannya.. Dari kecil ia membesar, dan dari sebiji-sebiji ia merata memenuhi badan. Di dalam cacar itu, menguning nanah busuk dan jelik baunya. Pada waktu yang sama, Normah mengidap darah tinggi pula. Tekanan perasaan yang melampau itu menyebabkan Normah dibawa oleh ibu bapanya berjumpa dengan pakar jiwa. Bermacam-macam ubat dan rawatan diberikan tapi ternyata begitu sukar untuk dia dipulihkan.

Disebabkan badannya terlalu lemah, doktor mencadangkan supaya Normah bersalin melalui cara pembedahan apabila usia kandungannya mencecah tujuh bulan lebih sedikit. Pada waktu yang ditetapkan, Normah dimasukkan ke wad. Seminggu sebelum dibedah, dia mula meracau-racau d an meraung. Bermacam-macam dijeritkannya tanpa hujung pangkal. Dimaki hamunnya emak dan ayah serta jururawat yang datang. Kemudian Normah menangis pula hendak balik dan melihat anak-anak.

Dalam keadaan yang kritikal itulah ayahnya, Pak Cik Shafie menelefon saya dan menceritakan keadaan anaknya itu secara ringkas. "Pak cik tak mahu nak salahkan sesiapa. Dua-dua ada buat silap. Tapi sekarang ni pak cik minta ustaz usahakanlah ubat anak pak cik tu," katanya.

Daripada suaranya itu saya tahu dia sedang menahan sebak. "Saya di Sarawak sekarang ni pak cik. Dua hari lagi saya balik. Tapi buat sementara ni, usahakan baca Yasin dulu. Bila saya balik nanti, saya terus ke sana," jawab saya.

Sekembalinya ke Semenanjung saya terus menziarahi Normah. Keadaannya sama seperti yang diceritakan oleh bapanya. Mengerang kesakitan, meracau, meronta-ronta, dan bercakap tidak keruan. Keadannya ketika itu memang menyedihkan kerana dalam keadaan perut memboyot dia meraung seperti hilang akal.

Namun timbul pertanyaan di fikiran saya selepas dibacakan Yasin, keadaan Normah bertambah buruk. Keadaanya ibarat mencurah minyak ke api, makin disiram makin besar maraknya. Ibu bapa dan adik beradik Normah menangis melihat keadaan dirinya. "Pak cik mana suami dengan anak-anaknya?" saya bertanya bila melihat suami dan anak-anak Normah tidak menziarahinya.

"Itulah yang saya nak cakap pada ustaz. Saya dah pujuk, rayu dia datanglah tengok anak saya ni. Kata saya, walau besar mana pun dosa anak saya, kalau dia menderhaka sekalipun, tapi dalam keadaan macam ni bukankah elok kalau dia di ampunkan? Tapi dia tak mau. Jengah pun tidak," kata Haji Shafie kesal. "Dia marah lagi agaknya," saya menyambung. "Saya tau... kalau jadi pada kita pun kita marah. Saya bukanlah nak salahkan dia, tapi yang sudah tu sudahlah. Anak saya pun bersalah, saya mengaku," tambah Haji Shafie. "Kalau macam tu," tambah saya," bawa saya jumpa menantu pak cik tu. Insya-Allah kita sama-sama pujuk dia."

Seperti yang dipersetujui, beberapa hari kemudian saya dibawa oleh Haji Shafie berjumpa dengan menantunya itu. "Yang sudah tu sudahlah Lim, ampunkanlah dia. Normah tengah tenat tu," Haji Shafie merayu.

"Dua tahun dia tinggalkan kami anak beranak. Balik-balik, mengandung... suami mana yang tak marah, ayah ? Mana saya nak letak muka saya ni ? Dayus, pucuk layu , tak ada punai, tak tau jaga bini, macam-macam lagi orang hina saya.... ' tambah Halim melepaskan segala yang terbuku di hati. Bermacam-macam lagi di rungutkan hingga tidak sanggup kami mendengarnya.

"Ayah faham perasaan kau. Ayah tau Normah yang salah, derhaka pada kau, tapi dia tengah tenat sekarang ni," Haji Shafie merayu lagi, Halim tidak menjawab sepatah pun . Nafasnya saja yang turun naik manakala muka merah padam menahan marah. Bila keberangannya semakin reda saya menasihatkan Halim supaya melupakan perkara yang telah berlalu itu.

"Mengampunkan orang lain lebih baik daripada membalas dendam . Isteri awak menderita sekarang ini pun sebab dia sudah sedar dengan kesalahan dia, jadi eloklah awak maafkan," kata saya.

Ternyata Halim sudah berpatah arang berkerat rotan. " Saya tak akan jenguk dan saya tak akan ampunkan dia. Isteri durhaka ! " katanya. Sampailah hari Normah di bedah , Halim langsung tidak menjengukkan mukanya. Iffa dan Aina juga di larang daripada menjengah ibu mereka.

Bagaimanapun, di sebabkan keadaan Normah yang tenat, makan minum tidak menentu, bayi yang di lahirkannya meninggal dunia beberapa hari kemudian. Normah pula sejak sedar daripada pembedahan semakin teruk jadinya. Setiap hari, terutamanya tengah malam dan senja dia akan meracau.

Yang mengaibkan, racauannya kini mendedahkan segala pelakuan jelik yang di lakukannya selama meninggalkan Halim dan anak-anak. Antaranya, Normah menceritakan yang dia telah mengikut lelaki hingga ke Siam dan kemudian hidup seperti suami isteri. Selepas berpisah dengan lelaki itu, dia bersekedudukan pula dengan lelaki lain. Tidak kurang dengan tiga lelaki telah dia berzina.

"Abang..ampunkanlah saya. Saya derhaka, saya jahat, saya malukan abang... maafkanlah saya.." dia terus menangis dan meratap. Setiap hari bermacam-macam rahsia di dedahkannya; tentang tempat-tempat maksiat yang pernah dia pergi bersama teman lelaki, kawan-kawan lain yang sama saja perangai dengannya juga kekecewaannya bila di permainkan lelaki-lelaki terbabit.

"Abang, Iffa, Aina... marilah tengok emak. Emak tak jahat lagi,. Emak nak jadi baik. Emak nak jadi lawa, pandai, suka masak, kita pergi sungai... " ratapnya lagi bercampur dengan kata-kata yang melalut. Tidak dapat hendak di gambarkan bagaimana malunya Haji Shafie dan isterinya setiap kali Normah menelanjangkan keburukannya sendiri.

Berbagai-bagai cara mereka lakukan supaya Normah berhenti meracau seperti menutup mulut, memujuknya diam dan kadangkala turut sama bercakap supaya orang-orang di sekeliling tidak mendengar, tetapi usaha itu tidak berhasil.

Setelah hampir sebulan Normah mendedahkan kecurangannya, keadaan wanita itu bertambah parah. Tekanan darahnya menurun dan kerap tidak sedarkan diri. Badannya yang kurus makin melidi kerana Normah tidak mahu menjamah makanan. Yang di lakukan sepanjang hari hanyalah menangis dan meminta ampun kepada Halim. Setelah itu dia kembali terkulai tidak sedarkan diri.

Haji Shafie sekali lagi menemui saya. "Ustaz pujuklah menantu saya tu. Mintalah dia datang jenguk Normah dan ampunkan lah kesalahan dia. Memang anak saya bersalah, tapi dalam keadaan sekarang, Cuma keampunan suami saja yang boleh selamatkan dia," kata haji Shafie.

Isterinya sejak tadi saya tengok tiada berhenti-henti mengesat air mata . "Kalau begitu, mari kita pergi jumpa Halim," ka ta saya. Puas kami memujuknya. Alhamdulillah, setelah berbagai-bagai alasan di beri, akhirnya Halim bersetuju. Bagaimanapun saya lihat dia seperti terpaksa saja. Langkahnya berat dan nampak kurang ikhlas. "Sudahlah Lim, lupakan yang lepas-lepas. Buangkan dendam, gantikan dengan kemaafan. Insya-Allah, semua pihak akan dapat keberkatanNya," kata saya semasa Halim hendak memasuki kereta.

Dia cuma tersenyum tawar. Demi terpandang saja Halim datang menjenguk, Normah dengan suara yang amat lemah memohon maaf kepada suaminya itu. "Sa..sa..ya der... haa..ka pada abaaaang.." katanya antara dengar dengan tidak. Sambil air mata jatuh berlinangan, dia mengangkat tangannya untuk meminta maaf, tapi terlalu sukar. Ibunya cepat-cepat membantu.

"Yalah... "jawab Halim perlahan lantas menyambut tangan Normah. Reaksinya masih tawar. Dia belum benar-benar ikhlas. Petang itu kami bersama-sama membacakan surah Yasin dan ayat-ayat suci al-Quran untuk Normah yang kelihatan semakin teruk. Bagaimana pun bila Normah meminta ampun sekali lagi, saya lihat Halim semakin ikhlas menyambutnya. Saya tersenyum. Mungkin hatinya sudah sejuk melihat penderitaan Normah.

Lebih kurang pukul 5.00 petang saya meminta diri kerana ada urusan penting. Sebelum pulang saya berpesan; "Lim, sekarang ni awak saja yang boleh selamatkan Normah. Dia harapkan sangat keampunan daripada awak. Selepas itu, serahkan kepada Allah. Kalau sembuh, alhamdulillah, kalau tidak biarlah dia pergi dengan aman"."Terima kasih ustaz," balas Halim.

Seminggu kemudian Halim datang ke rumah saya dan memaklumkan bahawa Normah telah meninggal dunia. Bagaimanapun, dia membawa juga kisah yang menginsafkan mengenai pemergian Normah.

"Ustaz," Halim memulakan ceritanya, "malam tu cuma tinggal saya dan anak-anak saja duduk di tepi Normah. Ibu dan bapa dia ke kantin untuk makan. Bila saya bacakan Yasin , saya tengok air mata arwah mengalir setitik demi setitik. Saya tau dia benar-benar insaf dengan kesalahannya dulu, curang pada saya, derhaka pada suami, tinggalkan anak-anak. 'Sampai di ayat salamun qaulam mirrabir rahim, saya ulang tiga kali. Setelah habis, saya usap dahi arwah. Saya lakukannya dengan ikhlas sebab tidak sampai hati tengok dia menderita.

"Setelah menciumnya tiga kali tiba-tiba dia nazak. Nafasnya di tarik dalam-dalam tapi nampak susah sangat. Sekejap kemudian nafasnya laju, tapi lepas itu lambat betul. Saya cemas. Dah dekat ke?

"Tiba-tiba Aina menangis . Entah apa yang di gaduhkan dengan kakaknya saya pun tak tau . Kuat betul dia menangis sampai saya tak sanggup nak dengar. "Berbelah bagi juga sama ada antara anak dan isteri yang tengah sakit, tapi bila fikirkan tangisan budak itu mengganggu pesakit lain, saya terus ambil Aina dan pujuk dia.

Susah pula nak pujuk dia hari tu sampai terpaksa dukung dan bawa ke luar wad." "Namun bila kembali ke wad, saya dapati Normah dah tidak bernafas lagi. "Luka memang berdarah lagi, ustaz, tapi bila dia meninggal tanpa ada sesiapapun di sebelahnya, menitis juga air mata saya. Yalah, kalau orang lain pergi dengan baik, ada orang tolong bisikan syahadah, bacakan Yasin, dia pula pergi macam tu. Agaknya itulah balasan untuk isteri yang derhaka '

NAMA-NAMA MALAIKAT DAN TUGASNYA

Nama-nama Malaikat dan tugasnya ada 10, yakni :

1) Malaikat Jibril, tugasnya Menyampaikan wahyu

2) Malaikat Mikail, tugasnya Menyebarkan rezeki dan menurunkan hujan

3) Malaikat Israfil, tugasnya Meniupkan Sangkakala

4) Malaikat Izrail, tugasnya Mencabut nyawa makhluk hidup

5) Malaikat Raqib, tugasnya Mencatat amal kebaikan manusia

6) Malaikat Atid, tugasnya Mencatat amal keburukan manusia

7) Malaikat Munkar, tugasnya Menanyakan mayat di alam kubur(Barzakh)

8) Malaikat Nakir, tugasnya Menanyakan mayat di alam kubur (Barzakh)

9) Malaikat Malik, tugasnya Menjaga pintu neraka

10) Malaikat Ridwan, tugasnya Menjaga pintu Syurga

Sunday, June 22, 2008

AKIBAT BUANG KUCING

Di sebuah pekan kecil di pinggir bandar.Seorang abang yang penyayang tetapi cukup membenci seekor kucing yang dipelihara oleh 3 orang adik perempuannya. Pantang nampak kucing menyelinap di depan mata di sumpah seranahnya si kucing macam binatang tu paham pulak bahasa manusia.

Suatu hari tanpa pengetahuan adik-adikya, dia memutuskan untuk membuang kucing itu sejauh 200 meter dari rumahnya. Namun setibanya si abang di rumahnya, kucing itu sudah berjalan melintasi halaman rumah... Pelik sungguh!

Keesokan harinya, Si Abang belum berputus asa lagi sambil berjogging dia mengendong kucing dan memutuskan untuk membuang lagi kucing itu sejauh 2 km dari rumahnya dan meninggalkan kucing itu di taman. Tetapi ketika dia memasuki halaman rumahnya, kucing itu sedang bermain-main dengan adik-adiknya di halaman rumah!

Dia selalu cuba membuang kucing itu ke tempat-tempat yang lebih jauh tetapi setiap kali itu juga si kucing itu kembali ke rumah!

Akhirnya tanpa pengetahuan adik-adiknya disuatu malam, dia memutuskan untuk memandu keretanya sejauh 20 km, lalu belok ke kanan, belok ke kiri, menyusuri lorong-lorong mati, merentasi jambatan, terowong, jalan separuh siap sehingga ke suatu tempat yang dianggapnya jauh sekali dari rumahnya. Lalu dia meninggalkan kucing itu di sana.

Beberapa jam kemudian Si Abang menelefon adiknya dan bertanya tentang kucing yg telah di buangnya, "Kucing engkau orang ada kat rumah tak?"
"Ya!", jawab salah seorang adiknya melalui handphonenya.
"Pasal apa abang tanya?"
Dengan nada kecewa Si Abang menjawab, "Bagi telepon pada kucingmu . Abang tersesat ni, nak tanya kucing tu macamana jalan balik rumah!"
Si Adik sangat konfius dengan apa yang di dengarnya, "Dah mereng ke abang aku ni?"

Moral dari cerita ini:
Sayangilah kucing anda.

BENTUK RUMAH YANG UNIK